SMA 3 Semarang

Selasa, 17 Maret 2015

 Teknik-Teknik Membaca 


Seorang pembaca perlu menentukan teknik membaca yang akan dipergunakan agar informasi yang dibaca sesuai dengan tujuannya. Adapun teknik-teknik membaca adalah sebagai berikut : 
A. Membaca Untuk Menentukan Informasi (Search Reading)
Secara umum biasanya tujuan utama seseorang dalam membaca adalah untuk menemukan suatu informasi untuk memenuhi tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Agar dapat menemukan informasi yang di cari secara cepat, biasanya pembaca menggunakan petunjuk-petunjuk seperti daftar isi, indeks, glosarium. Daftar isi dan indeks akan membantu pembaca menemukan informasi yang di perlukan secara cepat, sedangkan glosarium pembaca dapat menemukan dengan cepat informasi seperti pengertian istilah tertentu yang di gunakan dalam buku. Dalam membaca untuk menemukan informasi pembaca hanya berusaha menemukan informasi tertentu saja dari keseluruhan teks. 

B. Baca Pilih (Selecting)
Terkadang seorang pembaca tidak membaca seluruh wacana, hal ini disebabkan karena seorang pembaca tidak ingin memperoleh semua informasi dalam teks. Untuk itu pembaca biasanya menggunakan teknik baca pilih (selecting), teknik ini dilakukan dengan cara memilih bahan/bagian bacaan yang dianggap relevan dengan kebutuhan pembacanya. Biasanya teknik ini digunakan untuk membaca surat kabar, dalam hal ini pembaca akan membaca bagian-bagian surat kabar tertentu saja. Dia tidak membaca seluruh buku teks tersebut dari awal sampai akhir, melainkan dia hanya membaca bab-bab, atau subbab-subbab tertentu saja. Bagian-bagian yang di pilih untuk di baca ini sudah tentu mengandung informasi yang dibutuhkannya. Demikianlah, pembaca tidak perlu membaca keseluruhan teks, hanya sebagianya saja. 

C. Baca Lompat (Skipping)
Teknik baca lompat berkaitan dengan baca pilih. Karena pembaca memilih bagian-bagian teks yang perlu di bacanya, ada kemungkinan dia melompati bagian-bagian teks yang dibacanya. Misalnya, ketika membaca sebuah bab buku teks, kadang-kadang melewati atau melompati bagian-bagian tertentu dari bab tersebut. Artinya, dia tidak membaca bagian tersebut, melainkan membaca bagian yang berikutnya. Baca lompat (skipping) dipakai untuk menemukan bagian bacaan relevan dengan kebutuhan pembacanya, dilakukan dengan cara melompati bagian-bagian yang tidak diperlukan. Namun terkadang baca lompat juga ditentukan saat membaca. Saat membaca, tiba-tiba pembaca merasa kurang tertarik dengan bagian tertentu, kemudian pembaca akan melompati bagian tersebut dan lanjut kebagian berikutnya atau yang lainnya.

D. Baca Layap (Skimming)
Baca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan (Rahim, 2007:52). Soedarso (2006:88) mendefinisikan teknik membaca ini sebagai tindakan untuk mengambil intisari atau saripati, bagian yang mengandung banyak ‘gizi’. Lebih lanjut, ia juga menyebutkan bahwa skimming bacaan adalah mencari hal-hal penting dari sebuah bacaan, yaitu ide pokok dan detail yang penting yang dalam hal ini tidak selalu di permukaan (awal), tetapi terkadang di tengah atau di dasar (bagian akhir). Jenis teknik membaca ini termasuk jenis teknik membaca yang sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui banyak kata.

E. Baca Tatap (Scanning) 
Jenis membaca ini adalah jenis membaca yang sangat cepat. Ketika seseorang membaca tatap, ia akan melampaui banyak kata. Soedarso (2006:89) menyebutkan bahwa scanning adalah sebuah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain. Jadi, langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu. Scanning digunakan antara lain untuk membaca daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar, buku petunjuk telepon, dan kamus. Sebaliknya, cerita memindai tidak digunakan untuk membaca cerita misteri, buku teks untuk suatu buku kursus yang penting, surat-surat penting dari ahli hukum, denah (peta) untuk menemukan jalan pulang, pertanyaan tes, dan puisi (Mikuley & Jeffries, dalam Rahim, 2007:52). 

F. Baca Reseptif 
Membaca reseptif tidak lain daripada membaca intensif. Penggunaan mode membaca ini dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat apa yang ingin disampaikan penulis (White, 1986). Membaca reseptif diperlukan apabila orang ingin mengetahui bahan bacaan sampai pada hal-hal yang sangat rinci. Karena itu pula, membaca reseptif tidak dapat dilakukan dengan hati-hati dan teliti sekali. Untuk mendapatkan informasi secara mendetail, pembaca kadang-kadang perlu membaca secara berulang-ulang. Dengan membaca secara berulang-ulang pemahamannya menjadi lebih akurat. Oleh karena itu, membaca reseptif memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk membaca sebuah teks.

G. Baca Responsif 
Di dalam membaca, kadang-kadang orang belum merasa puas walaupun sebenarnya dia sudah memahami apa yang disampaikan penulis. Dalam hal ini, pembaca ingin merefleksikan gagasan, konsep, atau ide penulis. Model membaca yang demikian disebut membaca responsive (White, 1986) atau membaca kritis (Burhan, 1979). Model membaca responsive menuntut berbagai macam keterampilan membaca untuk dapat merangkum isi bacaan, menganalisis, dan akhirnya menilai gagasan yang ditemukan dalam bacaan (Burhan, 1979). Membaca responsive sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan daya kritis ini, dalam pengajaran membaca, sudah semestinya siswa perlu dilatih membaca responsive secara memadai. Dalam hal ini, siswa perlu diajak untuk mengkritisi ide-ide penulis yang tertuang dalam teks. Demikian juga, siswa perlu dilatih kepekaannya terhadap teks yang dibaca. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa untuk menyampaikan pandangannya terhadap materi teks yang dibacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar