SMA 3 Semarang

Selasa, 20 Juni 2017

Perjanjian atau Perundingan Setelah Peristiwa Proklamasi

KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) 

Konfrensi Meja Bundar (KMB), Diadakan di Den Haag (Negeri Belanda) antara tanggal
23 Agustus hingga 2 Nopember 1949. 

Pihak-Pihak Yang Menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB)
Adapun pihak-pihak yang menghadiri Konferensi itu ialah:
1. Pihak Indonesia, terdiri dari:
  • Delegasi Republik Indonesia diketual oIeI Moh. Hatta.
  • Délegasi BF0 diketuai oleh Sultan Hamidi II dari Pontianak.
2. Pihak Belanda
  •  Delegasinya diketuai oleh van Maarseveen.
3. Pihak UNCI, hanya sebagai peninjau.

Tujuan Diadakan Konfrensi Meja Bundar (KMB)
“Untuk mengakhiri perselisihan Indonesia — Belanda dengan jalan melaksanakan perjanjian-perjanjian yang telah diadakan antara Republik Indonesia dengan Belanda, terutama mengenai pembentukan Negara Serikat”

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) atau Isi Keputusan KMB :
  • Indonesia menjadi negara Serikat dengan nama : Republik Indonesia Serikat.
  • RIS dan Kerajaan Belanda merupakan UNI, UNI Indonesia- Belanda itu dikepalai oleh Ratu Kerajaan Belanda.
  • Penyerahan kedaulatan oleh, Belanda kepada Indonesia akan diIakukan selambat-Iambatnya pada akhir tahun 1949 (Yang benar pengakuan kedaulatan bukan penyerahan kedaulatan. Mengapa?)
  • Semua hutang bekas Hindia-Belanda akan dipikul RIS.
  • TNI menjadi inti tentera RIS dan berangsur-angsur akan mengambil-alih penjagaan keamanan di seluruh wilayah RIS.
  • Kedudukan Irian Barat akan ditentukan selama-Iamanya 1 tahun sesudah penyerahan kedaulatan.
Dampak Konferensi Meja Bundar
            Penyerahan kedaulatan yang dilakukan di negeri Belanda bertempat di ruang takhta Amsterdam, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan A.M.J.A. Sasseu, dan Drs. Moh. Hatta melakukan penandatanganan akta penyerahan kedaulatan. Pada saat yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda, A.H.S. Lovink dalam suatu upacara di Istana Merdeka menandatangani naskah penyerahan kedaulatan.
            Dengan penyerahan kedaulatan itu, secara formal Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dan mengakui kekuasaan negara Indonesia di seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, kecuali Irian Barat yang akan diserahkan setahun kemudian. Sebulan kemudian, yaitu pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Sudirman, Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia meninggal dunia pada usia yang cukup muda, yaitu 34 tahun. Beliau adalah tokoh panutan bagi para anggota TNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar